PENDEKATAN ILMU-ILMU KEALAMAN
DALAM STUDI ISLAM
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Pengantar Studi Islam
Dosen Pengampu : Andi Prastowo ,S.Pd,I.,M.Pd.I
Disusun Oleh :
Diah Ratna Oktivina
14480069
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2014
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.Shalawat serta salam
selalu kami limpahkan kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW beserta keluarga
dan para sahabatnya,atas jasa beliau kita sebagai ummat islam bisa melihat
dunia ini dipenuhi akhlaq yang mulia , rahmat, dan kasih sayang yang selalu
tumbuh diantara ummatnya.
Ucapan
terima kasih kami berikan kepada Bapak Andi Prastowo, S.Pd.I.,M.Pd.I selaku
dosen pengampu mata kuliah Pengantar Studi Islam yang telah membimbing
kami,teman-teman kelas PGMI-B yang turut memberi motivasi kami, dan tak lupa
kepada semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu per satu.
Kami
menyusun makalah yang bertema Pendekatan Ilmu-ilmu Kealaman dalam Studi Islam
ini dalam rangka supaya pembaca dapat mengetahui dan memahami Pendekatan
Ilmu-ilmu Kealaman dalam Studi Islam.
Di dunia
ini tidak ada yang sempurna, oleh karena itu kami memohon maaf apabila dalam
makalah kami terdapat kesalahan yang
tidak kami sengaja. Dan kami mengharap kritik dan saran dari pembaca, agar kami
dapat menjadi lebih baik lagi dan makalah ini bisa lebih sempurna dan lebih
bermanfaat bagi pendidikan kami khususnya dan pembaca umumnya.
Yogyakarta,15
November 2014
Penyusun
Diah
Ratna Oktivina
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fakta
menunjukkan , bahwa sains (dalam konteks ilmu – ilmu kealaman ) dan agama
adalah dua hal yang semakin memainkan peranan penting dalam kehidupan manusia .
Perkembangan sains di dunia modern tidak berarti menurunnya pengaruh agama
dalam kehidupan manusia , sebagai mana selama ini diprediksi dalam teori
sekularisasi. Kecenderungan semakin menguatnya agama dan sains ini menarik
perhatian banyak kalangan ,terutama berkenaan dengan hubungan antar keduanya .
banyaknya pandangan dan doktrin agama yang tampak bertentangan dengan teori
sains modern memungkinkan terjadinya konflik antara agama dan sains. Contoh
kasusnya dapat dilihat pada eksekusi gereja terhadap Galileo pada abad ke 19
dan perdebatan panjang antara pendukung teori evolusi dan teori penciptaan
menjadi bukti nyata betapa konflik yang saling menegasikan telah mewarnai
hubungan antara sains dan agama. Di sinilah pentingnya memahami kedua area
tersebut agar tidak terjebak pada pembenaran di satu sisi dan penyalahan di
sisi lainnya.
B. Rumusan Masalah
Ø
Apa
pengertian Ilmu Kealaman atau Sains ?
Ø
Ada
berapa macam pendekatan Ilmu-ilmu Kealaman dalam Studi Islam?
Ø
Bagaimana
perspektif Islam terhadap Sains ?
Ø
Bagaimana
perkembangan dan kemajuan Sains dan Teknologi menurut Al-Qur’an ?
C. Tujuan Penulisan
Dapat mengetahui dan memahami :
Ø Pengertian Ilmu Kealaman atau Sains
Ø Macam-macam pendekatan Ilmu-ilmu Kealaman dalam
Studi Islam
Ø Perspektif Islamterhadap Sains
Ø Perkembangan dan kemajuan Sains dan Teknologi
menurut Al-Qur’an
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ilmu Kealaman atau Sains
Sains
atau ilmu alam (bahasaInggris: natural science) adalahistilah yang
digunakandalambidangilmupengetahuansebagaiilmu yang merujukkepadaobyek-obyek
yang berada di alam yang bersifatumumdandengan menggunakan hukum-hukumpasti
yang berlakukapanpundandimanapun.
Sains
(science) diambil dari kata latin scientia yang berarti pengetahuan.
Sunddan Trowbribge merumuskan bahwa Sains merupakan kumpulan pengetahuan dan
proses. Sedangkan Kuslan Stone menyebutkan bahwa Sains adalah kumpulan
pengetahuan dan cara-cara untuk mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan
itu.Sains merupakan produk dan proses yang tidak dapat dipisahkan. “Real
Science is both product and process, inseparably Joint” (Agus. S. 2003: 11).[1]
B. Macam-macam Pendekatan Ilmu Kealaman dalam
Studi Islam
Salah satu bentuk kekhawatiran kaum
agamawan terhadap teori evolusi adalah pada penafsiran mereka bahwa teori
evolusi cenderung meniadakan ruangan bagi Tuhan. Dengan mengatakan bahwa
makhluk hidup, tak terkecuali manusia, muncul dengan sendirinya melalui seleksi
alam (natural selection) yang gradual, peran Tuhan sebagai pencipta menjadi
terusik. Belum lagi pernyataan teori ini tentang keberadaan makhluk hidup
secara tidak sengaja( by chance) bagi kehidupan makhluk mulai meluntur. Makhluk
tidak akan lagi butuh penyelamatan dari Tuhan dan karena itu agama tidak lagi
dibutuhkan.[2]
Kajian
ini mencoba memperbincangkan perihal pertautan antara sains yang notabene
berada dalam wilayah ilmu- ilmu alam dan agama yang berada dalam wilayah
sakral. Diawali perbincangan ini dengan mengetengahkan pemikiran John F. Haught
yang membagi menjadi empat pendekatan dalam pengertian ini.
Adapun pendekatan- pendekatan tersebut yaitu:
1. Pendekatan Konflik
Yaitu
suatu keyakinan bahwa pada dasarnya sains dan agama tidak dapat dirujukkan.
Menyatakan bahwa agama dilandaskan pada asumsi- asumsi apriori atau keyakinan,
sedangkan sains tidak mau menerima begitu saja segala sesuatu sebagai benar.
Selain itu, agama terlalu bersandar pada imajinasi liar, sedangkan sains
bertumpu pada fakta yang dapat diamati. Agama terlalu emosional, penuh gairah
dan subyektif, sedangkan sains berusaha untuk tidak memihak, tidak terlalu
bergairah, dan obyektif. Berbagai antitesi ini tampaknya semakin menambah
petunjuk bahwa antara sains dan agama terdapat suatu permusuhan timbal
balik yang tidak dapat diatasi.[3]
2. Pendekatan Kontras
Yaitu
suatu pernyataan bahwa tidak ada pertentangan yang sungguh- sungguh karena
agama dan sains memberi tanggapan terhadap masalah yang sangat berbeda.
Berpendapat bahwa banyak ilmuwan dan teolog tidak menemukan adanya pertentangan
diantara agama dan sains. Menurut mereka, masing- masingnya adalah valid
meskipun hanya dalam batas ruang lingkup penyelidikan mereka sendiri yang sudah
jelas. Jadi, kita tidak boleh menilai agama dengan tolak ukur sains, dan
sebaliknya, tidak boleh menilai sains dengan tolak ukur agama. Bagi pendekatan
kedua ini, tegas dinyatakan bahwa langkah yang baik adalah agama dan sains
tidak perlu mencampuri urusan satu sama lain. Sains dan agama merupakan cara
pemahaman akan realitas yang benar- benar terlepas dari satu sama lain sehingga
tidak ada artinya sama sekali kalau dipertentangkan keduanya.
3. Pendekatan Kontak
Yaitu
suatu pendekatan yang mengupayakan dialog, interaksi dan kemungkinan
adanya”penyesuaian” antara sains dan agama dan terutama mengupayakan cara- cara
bagaimana sains ikut mempengaruhi pemahaman religius dan teologis.
Pendekatan
ini tampaknya lebih mencoba menggapai kejelasan suatu tahap guna mengupayakan
suatu gambaran yang jelas dan padu perihal pertautan antara sains dan agama .
Pendekatan ini mengemukakan bahwa pengetahuan ilmiah dapat memperluas cakrawala
keyakinan religius dan bahwa perspektif keyakinan religius dapat memperdalam
pemahaman kita tentang alam semesta . Bagi pendekatan ini meyakini bahwa tanpa
melakukan campur tangan ke dalam metode – metode yang khas bagi seorang ilmuwan
, keyakinan keagamaan dapat tumbuh subur di samping sains , hal itu
terjadi dengan suatu cara yang sedemikian rupa sehingga keduanya bersama
– sama bisa menghasilkan satu makna bersama , suatu makna yang lebih cerah ketimbang
makna yang dapat memberikan oleh salah satu dari keduanya . Sebagai penegasan
lagi bagi pendekatan ini , bahwa entah alam semesta ataupun Tuhan , tetapi
justru karena alam semesta dan Tuhan senantiasa terlalu agung untuk dapat
dicakup akal budi manusia , pemikiran - pemikiran kita , baik dalam sains
maupun agama , juga selalu terbuka untuk diperbaiki . Oleh karena itu , sains
dan agama bisa saling kontak secara penuh makna hanya ketika mereka
sepakat untuk bermain dengan aturan – aturannya .
4. Pendekatan Konfirmasi
Yaitu
suatu perspektif yang lebih tenang, tetapi sangat penting, perspektif ini
menyroyi cara- cara agama pada tataran yang mendalam, mendukung, dan
menghidupkan segala kegiatan ilmiah.
Pendekatan
ini menegaskan bahwa bentuk ‘’konfirmasi’’ sama artinya atau sejajar
dengan ‘’mendukung ‘’ , atau juga ‘’memperkuat’’ satu sama lain . Bagi
pendekatan ini , bahwa alam semesta ini adalah suatu totalitas yang
terbatas , koheren , rasional dan tertata . Memberikan gambaran umum tentang segala
sesuatu yang secara konsisten mendorong pencarian ilmiah akan membebaskan ilmu
pengetahuan itu dari keterkaitan – keterkaitan pada ideologi – ideologi yang
membelenggu . Sains bahkan tidak dapat muncul tanpa mengakar diri dalam sejenis
‘’keyakinan’’ apriori bahwa alam semesta ini adalah suatu totalitas benda
- benda yang tertata secara rasional . renungkan dan sadari ) bahwa ‘’di luar
sana’’ ada suatu dunia yang nyata . Pendek kata , pandangan pendekatan
konfirmasi ini menegaskan kembali bahwa relasi agama dan sains perlu
ditempatkan sebagai fungsi konfirmasi dan kontradiksi . Agama sangat erat
terkait dengan sains tanpa harus melebur dengannya . Implikasi – implikasi
agama bagi sains jauh lebih radikal , dan menyubur kan daripada yang
dimungkinka oleh ketiga pendekatan yang lain .[4]
Berkaitan
dengan studi islam , berbagai pemaparan tersebut di atas , dapat dikaitkan
dengan Al Qur’an Surat Al Imron 190 dan 191 yang menyatakan : ‘’sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat
tanda – tanda bagi orang yang berakal . Yaitu orang - orang yang
mengingat Allah sambil berdiri , duduk , atau dalam keadaan berbaring dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata) : ya
Tuhan kami , tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia – sia . Maha suci
Engkau , peliharalah kami dari siksa neraka.
C. Perspektif Islam terhadap Sains dan
Teknologi
Perspektif
Islam terhadap Sains dan Teknologi adalah bahwa Islam tidak pernah mengekang
umatnya untuk maju dan modern. Justru Islam sangat mendukung umatnya untuk
melakukan penelitian dan bereksperimen dalam hal apapun, termasuk sains dan
teknologi. Bagi Islam, sains dan teknologi adalah termasuk ayat-ayat Allah yang
perlu digali dan dicari keberadaannya. Ayat-ayat Allah yang tersebar di alam
semesta ini merupakan anugerah bagi manusia sebagai khalifatullah di bumi untuk
diolah dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.[5]
Perspektif
Islam terhadap Sains dan Teknologi dapat diketahui prinsip-prinsipnya dari
analisis wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW yang berbunyi:
ù&tø%$#ÉOó$$Î/y7În/uÏ%©!$#t,n=y{ÇÊÈt,n=y{z`»|¡SM}$#ô`ÏB@,n=tãÇËÈù&tø%$#y7/uurãPtø.F{$#ÇÌÈÏ%©!$#zO¯=tæÉOn=s)ø9$$Î/ÇÍÈzO¯=tæz`»|¡SM}$#$tBóOs9÷Ls>÷ètÇÎÈ
Artinya:“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu
yang Menciptakan. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah,
dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran
kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. Al-Alaq: 1-5).
Ayat lain yang mendukung pengembangan sains
adalah firman Allah Swt. yang berbunyi bahwa:
cÎ)ÎûÈ,ù=yzÏNºuq»yJ¡¡9$#ÇÚöF{$#urÉ#»n=ÏF÷z$#urÈ@ø©9$#Í$pk¨]9$#ur;M»tUyÍ<'rT[{É=»t6ø9F{$#ÇÊÒÉÈtûïÏ%©!$#tbrãä.õt©!$#$VJ»uÏ%#Yqãèè%ur4n?tãuröNÎgÎ/qãZã_tbrã¤6xÿtGturÎûÈ,ù=yzÏNºuq»uK¡¡9$#ÇÚöF{$#ur$uZ/u$tB|Mø)n=yz#x»ydWxÏÜ»t/y7oY»ysö6ß$oYÉ)sùz>#xtãÍ$¨Z9$#ÇÊÒÊÈ
Artinya:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan
siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang
yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya
Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-si. Maha Suci Engkau,
Maka peliharalah kami dari siksa neraka. QS. Ali-Imran: 190-191).
Ayat-ayat
di atas adalah sebuah support yang Allah berikan kepada hambanya untuk terus
menggali dan memperhatikan apa-apa yang ada di alam semesta ini. Tak heran,
kalu seorang ahli sains Barat, Maurice Bucaile, setelah ia melakukan penelitian
terhadap Al-Quran dan Bibel dari sudut pandang sains modern, menyatakan bahwa:
“Saya menyelidiki keserasian teks Qur’an dengan
sains modern secara objektif dan tanpa prasangka. Mula-mula saya mengerti,
dengan membaca terjemahan, bahwa Qur’an menyebutkan bermacam-macam fenomena
alamiah, tetapi dengan membaca terjemahan itu saya hanya memperoleh pengetahuan
yang ringkas. Dengan membaca teks arab secara teliti sekali saya dapat
menemukan catatan yang membuktikan bahwa Alquran tidak mengandung sesuatu
pernyataan yang dapat dikritik dari segi pandangan ilmiah di zaman modern”.
Selain banyak memuat tentang
pentingnya pengembangan sains, Al-Quran juga dapat dijadikan sebagai inspirasi
ilmu dan pengembangan wawasan berpikir sehingga mampu menciptakan sesuatu yang
baru dalam kehidupan. Hanya saja, untuk menemukan hal tersebut, dibutuhkan
kemampuan untuk menggalinya secara lebih mendalam agar potensi alamiah yang
diberikan Tuhan dapat memberikan kemaslahatan sepenuhnya bagi keselarasan alam
dan manusia.
D. Perkembangan dan Kemajuan Sains dan
Teknologi menurut Al-Qur’an
Pengembangan
sains merupakan tugas manusia, karena terus meneliti untuk mendapatkan ilmu
baru adalah sebuah kewajiban bagi manusia. Di samping itu, Alloh menugaskan
manusia untuk terus belajar dari apa yang diperoleh dari hasil kajian itu.Alloh
memerintahkan agar manusia terus mengembangkan sains itu menjadi teknologi guna
peningkatan taraf hidup dan kualitas hidup manusia.[6]
Karena
upaya peningkatan taraf hidup adalah tanggung jawab manusia.Oleh karena itu,
Alloh memberikan manusia kemampuan berpikir dan bekerja untuk menghasilkan
teknologi baru dari apa yang mereka dapat dari hasil kajian ilmiah itu. Ilmu
genetik molekuler dan kedokteran ditandai oleh perkembangan yang sangat luar
biasa penghasil ilmu baru dan teknologi pengobatan yang canggih dari hasil
kajian berbagai pakar kedokteran. Dibawah ini disajikan beberapa hasil kajian
ilmiah dan pengembangan teknologi pengobatan yang diharapkan dapat
menyelamatkan dan meningkatkan kualitas kesehatan manusia.
a. Sains Kedokteran dan Kesehatan
1. Sel
buatan
Organisme yang hiduppada masadatang akan
terbagiduakelompok,yaitu kelompokyang alamiah artinya seluruhkomponen sel dan
organnya berasaldarihasilperkawinan. Sedangkankelompokkedua organismeyang
seluruh selnya berasaldari selbuatan yangberasaldari sumber yang diinginkan. Kecanggihan
ilmu dan teknologi membuat sesuatu yang mustahil menjadi mudah. Kemajuan itu
dalam kesehatan menciptakan teknologi baru dengan membentuk jenis baru sel
manusia dari sistem cell. Sel ini disebut dengan pluripoten yang
artinya sebuah sel punya kemampuan terbatas untuk berkembang menjadi banyak
jaringan dari suatu organisme.
Alloh selalu mengisyaratkan bahwa
kembangkanlah sains menjadi teknologi, karena hakikatnya sains dan teknologi
yang dihasilkan itu adalah untuk keselamatan dan kesejahteraan manusia sesuai
surat Yunus ayat 101, bahwa kajilah apa yang ada di bumi, karena kamu adalah
sebagai pemimpin alam.
b. Transformasi Fungsi Sel
Selyang rusak akibat berbagai hal misalnya
akibat penyakit kanker dan berbagai penyakit lainnya yang menyebabkan kerusakan
sel dapat disembuhkan atau sel yang rusak itu diperbaiki dengan cara
mencangkokkan stem cell kedalam tubuh penderita. Bila hasil ini berjalan
baik, maka suatu harapan bagi penderita AIDS karena kekebalan tubuhnya yang
hilang akibat diserang virus HIV dapat dikembalikan. Selain stemcell juga
dikenal sel tunas. Sel tunas adalah suatu sel yang mempunyai kemampuan mengubah
dirinya menjadi struktur yang berbeda dengan asalnya. Sel ini dapat berubah
struktur menjadi sel embrio.
Dengan kemampuan yang luar biasa
berkembang dan memiliki modifikasi yang luas menjadi setiap organ dalam tubuh
manusia, sebenarnya sel tunas berkemampuan menciptakan manusia baru dari sel
tunggal. Hal ini tentulah dengan kemajuan sains dan bioteknologi masa depan,
dan pasti atas restu Alloh swt.[7]
c. Genome
Genom (Ing. genome), dalam genetika dan biologi molekular modern, adalah keseluruhan informasi
genetik yang
dimiliki suatu sel atau organisme, atau khususnya keseluruhan asam nukleat yang memuat informasi tersebut.Secara
fisik, genom dapat terbagi menjadi molekul-molekul asam nukleat yang berbeda
(sebagai kromosom atau plasmid), sementara secara fungsi, genom dapat terbagi
menjadi gen-gen. Istilah genom diperkenalkan oleh Hans
Winkler dari Universitas
Hamburg, Jerman, pada tahun 1920, mungkin sebagai gabungan dari kata gen dankromosom atau
dimaksudkan untuk menyatakan kumpulan gen.
Setiap organisme memiliki genom yang
mengandung informasi biologis yang diperlukan untuk membangun tubuhnya dan
mempertahankan hidupnya serta diwariskan ke generasi berikutnya.Dengan sejumlah interaksi kompleks,
urutan nukleotida komponen penyusun asam nukleat digunakan
untuk membuat semua protein pada suatu organisme pada waktu dan
tempat yang sesuai. Protein ini menjadi komponen pembentuk tubuh organisme atau
memiliki kemampuan membuat komponen pembentuk tubuh tersebut atau mendorong
reaksi metabolisme yang diperlukan untuk hidup. Kebanyakan genom, termasuk milik manusia dan makhluk hidup bersel lainnya, terbuat dari DNA (asam deoksiribonukleat), namun
sejumlah virus memiliki genom RNA (asam ribonukleat).
Kajian yang mempelajari genom dikenal
sebagai genomika (genomics). Saat ini, urutan
nukleotida pada genom sejumlah organisme telah dipetakan seluruhnya dengan
teknik sekuensing DNA dalam berbagai proyek genom,
misalnya Proyek
Genom Manusia yang
diselesaikan pada tahun 2003. Perbandingan genom organisme dapat memberikan
informasi mengenai karakteristik organisme tersebut, evolusinya, dan berbagaiproses biologis.
d. RekayasaGenetik
Kemajuan sains dan teknologi saat ini
yang masih belum ada kesepakatan para cendikiawan dan ulama. Bagaimana
pandangan islam terhadap kemajuan yang luar biasa itu. Kita mengambil contoh
kaitan agama Islam dengan kemajuan sains, khususnya genetika dan lebih fokusnya
tubuh manusia yang saat ini dihebohkan akibat adanya kemungkinan cloning pada
manusia.[8]
Manusia super yang berpengaruh di jagad
raya ini, atau manusia yang sangat dicintai ataupun manusia genius serta para
artis cantik, mereka sama dengan manusia biasa akan mati. Mati merupakan proses
alamiah secara biologis maupun proses kimiawi. Impian lahir kembali orang yang
dicintai pada era kemajuan super canggih teknologi ini adalah hal yang lumrah
dan tidak sulit. Keinginan untuk mengkloning diri sendiri atau orang lain
adalah keinginan yang mungkin dilakukan saat ini. Alasan lain untuk mengklon
manusia juga disebabkan oleh adanya keterbatasan kemampuan seseorang untuk
melahirkan anak (infertilitas), eugenics, mengalomania seperti yang
dialamiHitler, keperluan akan spare park (suku cadang) atau organ
manusia untuk tujuan transplantasi, membantu riset kedokteran atau hanya
sekedar memuaskan rasa ingin tahu peneliti.
Pemakaian organ manusia sebagai objek
penelitian saat ini masih bertentangan dengan hak asasi manusia. Kloning
terbatas pada embrio manusia pada berbagai laboratorium telah diizinkan oleh
salah satu laboratorium di bawah pengawasan House of Lords di Inggris. Melalui
perdebatan sengit akhirnya Houseof Lords mengizinkan proses kloning terbatas
pada manusia.[9]
Proses itu adalah sebagai berikut :
a. Isolasi sel telur dari ibu sebagai donor untuk
proses bayi tabung
b. Isolasi sel telur dan sperma untuk
difertilisasi dalam tabung reaksi di laboratorium
c. Proses pembuahan telur dan tumbuh menjadi zigot
dan embrio dikembangkan sesuai dengan proses alamiah dalam rahim ibu yang telah
ditentukan calon ibu sebagai ibu bayi tabung
d. Sel yang bertumbuh hingga mampu menjadi
berbagai tipe sel somatik (dikenal sebagai sel induk) berflasenta banyak
e. Terbentuknya sejumlah sel hingga 100 sel, pada
tahap blastocyt dalam jangka beberapa hari setelah pembuahan
f. Proses kloning pada manusia hanya terbatas di
laboratorium resmi yang terjaga dan dilindungi oleh undang-undang agar dapat
dipertanggungjawabkan
Allah telah memberikan karunia
kepada manusia kemampuan untuk mengiris dan menyambung DNA yang merupakan
materi dasar yangmengatur kehidupan manusia itu dengan ditemukannya enzim
endonuklease yang dapat memotong rangkaian DNA dan ligase yang dapat merangkai
atau menyambung kembali. Dengan demikian, pakar genetika dan biologi molekuler
telah mampu melakukan pengirisn DNA pada segmen tertentu, kemudian memindahkan
irisan DNA tersebut dan disambungkan ke DNA lain dari makhluk yang lain pula.
Inilah yang dikenal dengan rekayasa genetik.
e.
Pandangan Islam terhadap Kloning Manusia
Kloning adalah proses penciptaan
manusia melalui jalur aseksual tanpa perkawinan yang lazim
dilakukan(Jumin,2002c). Proses penciptaan manusia ini telah disebutkan dalam
Al-Qur’an surat Al-Mukminun ayat 12-14.Setelah tubuh manusia tercipta, maka
Allah kembali berfirman dalam surat As-Sajadah ayat 9.[10]
¢OèOçm1§qyyxÿtRurÏmÏù`ÏB¾ÏmÏmr(@yèy_urãNä3s9yìôJ¡¡9$#t»|Áö/F{$#urnoyÏ«øùF{$#ur4WxÎ=s%$¨Bcrãà6ô±n@ÇÒÈ
Artinya:Kemudian
Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia
menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit
sekali bersyukur.
Proses penciptaan manusia sebagai mana
yang dijelaskan dalam Al-Qur’an adalah proses sunnatullah. Kloning pada
manusiapun merupakan proses penciptaan melalui sunnatullah yang lain. Mengklon
manusia secara alamiah tidak bertentangan dengan huku alam(sunnatullah). Proses
keilmuan apabila tidak mengikuti sunnatullah tidak mungkin terwujud. Dalam
sunnatullah itu terdapat restu Allah.
Pendapat lain mengatakan bahwa dalam
Al-Qur’an manusia diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Tetapi mengapa
kita manusia sendiri yang merusaknya dengan membuat kloning yang banyak
mengandung miliaran sel yang abnormal.
Ilmu baru sempurna kalau beragama.
Agama baru cukup kalau berilmu. Keduanya membuka rahasia alam dari seginya
masing-masing. Keduanya adalah minuman yang tak terpisahkan,untuk menghilangkan
dahaga jiwa manusia, sehingga manusia itu mencapai hidup yang seimbang. Tujuan
dari agama yang benar dan ilmu yang benar hanyalah satu, yaitu menuju mendekati
kebenaran yang mutlak. Ilmu itu untuk mengetahui dan agama untuk memperkuat
iman beragama, dan agama untuk memberi arah mulia dari akal(Hamka,1977:199)
BAB III
PENUTUP
a.
Kesimpulan
Sains
atau ilmu alam (bahasa Inggris: natural science) adalah istilah yang
digunakan dalam bidang ilmu pengetahuan sebagai ilmu yang merujuk kepada
obyek-obyek yang berada di alam yang bersifat umum dan dengan menggunakan
hukum-hukum pasti yang berlaku kapanpun dan dimanapun.
Di
dalam pengertian pendekatan ilmu
kealaman dalam studi islam, John F Haught membagi menjadi empat pendekatan
dalam pengertian ini.Yaitu pendekatan konflik,pendekatan kontras,pendekatan
kontak dan pendekatan konfirmasi.
Perspektif
Islam terhadap Sains dan Teknologi adalah bahwa Islam tidak pernah mengekang
umatnya untuk maju dan modern. Justru Islam sangat mendukung umatnya untuk
melakukan penelitian dan bereksperimen dalam hal apapun, termasuk sains dan
teknologi.
Hasil
perkembangan dan kemajuan sains dan teknologi meliputi sains kedokteran
dankesehatan, transformasi fungsi sel, genome, rekayasa genetik, dan kloning.
b. Kritik dan Saran
Demikianlah makalah ini kami buat, kami
menyadari tentunya makalah ini tak lepas dari kesalahan-kesalahan, baik itu
kesalah tulisan atau kesalahan materi, oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun dari segenap pembaca dan dosen pengampu senantiasa kami harapkan,
demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Amin. Pengantar Studi
Islam. Yogyakarta: Pokja UIN Sunan Kalijaga, 2005.
Jumin, Hasan Basri. Sains dan Teknologi
dalam Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo, 2012.
M. Atho’ Mudzhar. Pendekatan Studi Islam.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998.
M. Atho’Mudzhar. Pendekatan Studi Islam
dalam Teori dan Praktik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998.
this blog is very useful and relevan with article i've read, for more detail you can visit https://unair.ac.id/newshub-sikia/
ReplyDelete